TUGAS HIDROSFER



PENGERTIAN SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalamikondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.

TUGAS ATMOSFER


1.       PENGERTIAN ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi dengan ketinggian 1000 km serta ikut berotasi dengan bumi.
2.       UDARA DAN SIFAT-SIFATNYA   
Udara adalah campuran dari beberapa gas.
Sifat-sifatnya :
·         Menempati ruang
·         Memiliki masa
·         Memiliki tekanan
·         Memuai  jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan (elastis)
·         Tidak berwarna
·         Transparan terhadap radiasi

Yin dan Yang

Dalam filosofi Cina, konsep Yin-Yang biasanya di daerah barat disebut Yin dan Yang. Biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini dan bagaimana mereka saling membangun satu sama lain. Konsep tersebut didasarkan pada asal muasal dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan klasik dah filosofi Cina serta dapat digunakan sebagai pedoman pengobatan Cina dan menjadi prinsip dari seni bela diri yang ada di Cina, sebagai contoh BaguazhangTaijiquan (Tai Chi), dan qigong

(Chi Kung)dan eamalan Ching.
Yin dan Yang saling berlawanan dalam interaksi dengan dunia yang lebih luas dan sebagai bagian dari sistem yang dinamis. Semua hal memiliki kedua aspek tersebut yakni Yin danYang, tapi tidak setiap aspek tersebut memiliki perwujudan yang jelas pada objek dan mungkin pasang surut atau mengalir dari waktu ke waktu. Konsep Yin dan Yang sering dilambangkan dengan berbagai bentuk yang bervariasi dari simbol Taijitu, yang mana lebih umum dikenal pada kebudayaan barat.
Ada beberapa persepsi (terutama di barat) yang mengatakan bahwa Yin dan Yang selalu dihubungkan dengan sesuatu yang baik dan jahat. Namun, filsafat Taoist biasanya tidak memperhitungkan sesuatu yang baik atau jahat dan penilaian moral, dalam kaitannya dengan konsep keseimbangan. Konfusianisme (Filosofi dari Dong Zhongshu, c. Abad 2SM) tidak melampirkan dimensi moral dari Yin dan Yang. Tapi dalam istilah modern, istilah inisebagian besar telah teradaptasi oleh filosofi Budha Taoist.

PERIODISASI KONSTITUSI DI INDONESIA




Sebagai Negara yang berdasarkan Hukum tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan UUD 1945. Keberadaan UUD 1945 sebagai konstitusi di Indonesia mengalami perjalanan yang sangat panjang da

ri dimulai disahkan pada tahun 1945 hingga akhirnya diterima sebagai landasan huku bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia saat ini. Pada masa itu, konstitusi Indonesia sempat berganti beberapa kali dalam periode waktu tertentu. 






1. Undang - Undang Dasar 1945 ( 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 )
UUD 1945 pertama kali disahkan berlaku sebagai konstitusi negara Indonesia dalam siding Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 yaitu sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Naskah UUD 1945 ini pertama kali dipersiapkan oleh pemerintah balatentara Jepang yang diberi nama Dokuristu Zyunbi Tyoosakai yang dalam bahasa Indonesia disebut Badan Penyidik Usaha –Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI )
BPUPKI beranggotakan 26 orang, diketuai oleh K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat serta Itibangese Yosio dan Raden Panji Suroso, masing – masing sebagai wakil ketua. BPUPKI mengadakan 2 kali sidang, sidang Pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1956 dan sidang Kedua berlangsung pada tanggal 10 Juli – 17 Juni 1945. dalam masa sidang Kedua itulah dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan anggota yang terdiri dari 19 orang, diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini membentuk Panitia kecil yang diketuai Prof. Dr. Soepomo. Panitia kecil berhasil menyelesaikan tugasnya dan BPUPKI menyetujui hasil kerjanya sebagai rancangan UUD pada tanggal 16 Agustus 1945. setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya, Pemerintah Balatentara Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) yang beranggotakan 21 orang, termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Setelah mendengarkan hasil BPUPKI tentang naskah rancangan UUD pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, akhirnya mengesahkan rancangan UUD tersebut menjadi UUD Negara Republik Indonesia.
Namun demikian, setelah resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 UUD 1945 tidak langsung dijadikan referensi dalam setiap pengambilan keputusan kenegaraan dan pemerintahan. UUD 1945 pada intinya hanya dijadikan sebagai alat untuk sesegera mungkin membentuk Negara merdeka yang bernama RI. Oleh karena itu walaupun secara formal UUD 1945 berlaku sebagai konstitusi namun hanya bersifat nominal yaitu baru diatas kertas saja.

2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 )
Pada tahun 1947 tentara Belanda melakukan Agresi Militer I yang kemudian dilanjutkan dengan Agresi Militer II tahun 1948. Tujuan Belanda melakukan Agresi ini adalah untuk menjajah Indonesia kembali. Agresi ini mendapat perhatian dunia sehingga PBB mengajak pihak Indonesia dan Belanda berunding. Pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda. Konferensi ini berhasil menyepakati 3 hal yaitu :
a. Mendirikan Republik Indonesia Serikat
b. Penyerahan kedaulatan pada RIS yang berisi 3 hal yaitu piagam Penyerahan kadaulatan dari Kerajaan Belanda pada pemerintahan RIS, status UNI dan persetujuan perpindahan.
c. Mendirikan UNI antara RIS dan Kerajaan Belanda
Naskah konstitusi RIS disusun bersama oleh delegasi RI dan FBO (Bijeenkoms Voor Federal Overleg) dalam konferensi tersebut. Naskah rancangan UUD itu disepkati bersama oleh kedua belah pihak untuk diberlakukan sebagai UUD RIS. Naskah UUD yang kemudian dikenal dengan sebutan Konstitusi RIS itu resmi mendapat persetujuan Komite Nasional Pusat pada tanggal 14 Desember 1949. selanjutnya Konstitusi RIS dinyatakan berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949.
Konstitusi RIS dimaksud sebagai UUD bersifat sementara, karena lembaga yang membuat dan menetapkannya tidaklah representatif. Hal ini ditegaskan dalan Pasal 186 Konstitusi RIS bahwa Konstituante bersama pemerintah selekas lekasnya menetapkan Konstitusi RIS.

3. Undang – Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 )
Bentuk Negara RIS tidak bertahan lama. Sebagai Negara yang baru terbentuk Indonesia masih membutuhkan tahap – tahap konsolidasi kekuasaan efektif. Bentuk Negara yang lebih cocok untuk kondisi tersebut adalah Negara kesatuan. Dalam rangka konsolidasi kekuasaan itu, tiga wilayah Negara bagian yaitu Negara RI, Negara Indonesia Timur dan Nrgara Sumatra Timur menggabungkan diri menjadi satu wilayah RI.
Sejak saat itu wibawa pemerintah RIS menjadi berkurang sehingga dicapai kata sepakat antara pemerintah RIS dan pemerintah RI untuk kembali mendirikan Negara kesatuan RI. Kesepakatan itu dituangkan dalam satu naskah persetujuan bersama pada tanggal 19 Mei 1950.
Dalam rangka persiapan kea rah itu maka untuk keperluan menyiapkan satu naskah UUD, dibentuklah suatu panitia bersama yang akan menyusun rancangannya. Setelah selesai rancangan UU itu kemudian disahkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat pada tanggal 12 Agustus 1950, dan DPR dan Senat RIS pada tanggal 14 Agustus 1950. selanjutnya naskah UUD baru ini diberlakukan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1950 yaitu dengan ditetapkannya UU No. 7 Tahun 1950.
UUDS 1950 ini bersifat pengganti ( Renewal ) sehingga isinya tidak hanya mencerminkan perubahan ( Amandement ) terhadap Konstitusi RIS Tahun 1949 namun juga mengganti naskah Konstitusi RIS itu dengan naskah yang sama sekali baru dengan nama UUDS 1950.
Seperti halnya Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950 juga bersifat sementara. Ini terlihat jelas dalam rumusan pasal 134 yang mengharuskan Konstituante bersama pemerintah segera menyusun UUD RI untuk menggantikan UUDS 1950 tersebut.
Sayangnya, Konstituante belum sempat berhasil menyelesaikan tugasnya untuk menyusun UUD baru ketika Presiden Soekarno berkesimpulan bahwa Konstituante telah gagal yang memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD Negara RI selanjutnya. 

4. ( Kembali Ke ) Undang - Undang Dasar 1945 ( 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999 )
Sejak dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga sekarang UUD 1945 terus berlakau dan diberlakukan sebagai huku dasar. Sifatnya masih tetap sebagai UUDS. Namun pada masa Orde baru, konsolidasi kekuasaan lama kelamaan semakin terpusat. Disisi lain siklus kekuasaan mangalami stagnasi yang statis karena pucuk pimpinan pemerintahan tidak pergantian selama 32 tahun. Akibarnya UUD 1945 menagalami proses sakralisasi yang irasional semasa rezim Orde baru. UUD 1945 tidak diizinkan bersentuhan dengan ide perubahan sama sekali. Padahal UUD 1945 jelas merupakan UUD yang masih sementara dan belum pernah dipergunakan dan diterapkan secara sungguh – sungguh.

5. Perubahan ( Amandemen ) Undang - Undang Dasar 1945
Setelah jatuhnya rezim Orde baru dan digantikan Orde reformasi muncul tuntutan untuk melakukan perubahan terhadap UUD 1945. latar belakang tututan perubahan terhadap UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde baru kekuasaan tertinggi berada ditangan MPR dan bukan ditangan rakyat, kekuasaan yang sangat besar pada presiden, adanya pasal –pasa yang “ Luwes ” ( sehingga dapat menimbulkan multitafsir ) serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara Negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan Negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi Negara demokrasi dan Negara hukum serta hal – hal yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan kesepakat diantaranya tidak mengubah pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan Negara ( Staat Structuur ) NKRI.
Dalam kurun waktu 1999 – 2001 UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR. Adapu keempat perubahan tersebut adalah :
a. Perubahan ( Amendemen) Pertama UUD 1945 ( 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000 )
• Perubahan pertama UUD 1945 dihasilkan melalui Sidang Umum MPR Tahun 1999 tanggal 14 – 21 Oktober 1999
b. Perubahan ( Amendemen ) Kedua UUD 1945 ( 18 Agustus 2000 – 9 November 2001 )
• Perubahan Kedua UUD 1945 dihasilkan melalui Sidang Umum MPR Tahun 2000 tanggal 7 – 18 Agustus 2000
c. Perubahan ( Amendemen ) Ketiga UUD 1945 ( 9 November 2001 – 10 Agustus 2002 )
• Perubahan Ketiga UUD 1945 dihasilkan melalui Sidang Umum MPR Tahun 2001 tanggal 1 – 9 November 2001
d. Perubahan ( Amendemen ) Keempat UUD 1945 (10 Agustus 2002–Sekarang)
• Perubahan Keempat UUD 1945 dihasilkan melalui Sidang Umum MPR Tahun 2002 tanggal 1 – 11 Agustus 2002

Pada masa itu, konstitusi Indonesia sempat berganti beberapa kali dalam periode waktu tertentu
A. Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.
B. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
• Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
• Bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.
C. Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
• Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
D. Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya :
• Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara
• MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
• Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
E. Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah peraturan:
• Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
F. Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.
G. Periode UUD 1945 Amandemen
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR :
• Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 1945

PEMBUKAAN UUD 1945

1. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 
Telah diketahui bahwa Pembukaan UUD 1945 bersama – sama dengan Batang Tubuh UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam siding I tanggal 18 Agustus 1945.
Adapun sistematika UUD 1945 tersebut meliputi Pembukaan yang terdiri atas 4 alinea ; Batang Tubuh terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 Aturan Peralihan dan 2 Aturan tambahan ; Penjelasan yang terdiri atas penjelasan
Berdasarkan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, pokok-pokok pikiran tersebut adalah :
a. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Negara Indonesia adalah Negara yang
d. Negara berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusia yang adil dan beradab
Pokok – pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan daru Undang – Undang Dasar Negara Indonesia. Keempat pokok pikiran tersebut juga mewujudkan cita – cita hukum ( Rechsidee ) yang menguasai huku dasar Negara, baik hukum tertulis ( UUD ) maupun hukum yang tidak tertulis.
berkedaulatan berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

2. Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 merupakan inti atau kristalissi dari pikiran atau gagasan bernas dari para pendiri Negara ( The Founding Fathers ). Pembukaan UUD juga meripakan hasil perjuangan dari pendiri Negara dalam upaya memberikan landasan yang kokoh bagi Negara Republik Indonesia agar mampu bertahan lama, tidak hanya untuk puluhan tahun melainkan untuk jangka ratusan tahun.
Di dalam pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan dasar Negara Indonesia, yaitu pancasila. Oleh karena itu, kedudukan kedudukan pembukaan UUD 1945 sangatlah tinggi. Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Selain itu, pembukaan UUD juga merupakan pokok kaidah Negara yang fundamental. Pada saat pemerintahan melakukan amandemen terhadap UUD 1945, satu – satunya unsur dalam sistematika UUD 1945 yang tidak diamandemen adalah Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 mungkin dapat dianggap sebagai Preambule yang lengkap, karena memenuhi unsur – unsur politik, religius, moral dan mengandung ideology Negara ( State Ideology ) Pancasila.

3. Makna Alinea dalan Pembukaan UUD 1945
Sebagaimana disinggung diawal, Pembukaan UUD 1945 terdiri dari empat Alinea. Keempat Alinea tersebut memiliki makna masing – masing. Adapun makna Alinea – alinea dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Alinea Pertama
1) Pada Alinea pertaman terkandung suatu dalil objektif, yaitu penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu, penjajahan harus dihapus agar semua bangsa di dunia dapat mendapatkan hak kemerdekaannya sebagai bentuk penerapan dan penegakan hak asasi manusia.
2) Alinea ini juga mengandung pernyataan sujektif yaitu partisipasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan.
b. Alinea Kedua
Alinea kedua mengandung adanya ketetapan dan penajaman penilaian yang menunjukan bahwa :
1) Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan ;
2) Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan ;
3) Kemerdekaan tersebut bukan marupakan tujuan akhir, melainkan masih haris diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil dan makmur.
c. Alinea Ketiga
Alinea ketiga menggambarkan adanya keinginan kehidupan yang berkesinambungan, keseimbangan antara kehidupan spiritual dan material serta keseimbangan antara kehudipan dunia dan akhirat. Alinea ini memuat tentang :
1) Motivasi spiritual yang luhur serta suatu pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan.
2) Ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Ridha – Nya lah bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya.
d. Alinea Keempat
Alinea keempat menegaskan tentang :
1) Fungsi sekaligus tujuan Negara Indonesia yaitu :
a) Melndungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b) Memajukan kesejahteraan umum ;
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa ;
d) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2) Susunan dan bentuk Negara yaitu republik kasatuan ;
3) Sistem pemerintahan Negara yaitu berkedaulatan rakyat ( Demokrasi ) ;
4) Dasar Negara yaitu Pancasila
Adapun hakekat pembukaan UUD 45 meliputi sebagai berikut :
1. Pembukaan UUD 45 sbg tertib hukum tertinggi
Kedudukan ini mepunyai 2 aspek yang sangat fundamental :
a) Memberikan faktor-faktormutlak bagi terwujudnya tetib hukum indonesia
b) Memasukkan diri dalam tertib hukum indonesia, sebagai tertib hukum tertinggi,
c) Pembukaan UUD 45 adalah sumber hukum indonesia
2. Pembukaan UUD 45 memenuhi syarat adanya tertib hukum indonesia
Pada alinea ke 4 UUD memuat unsur-unsur yang disaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di indonesia.(rechts order) / (legal order) yaitu susunan kebulatan dan keseluruhan peraturan - peraturan hukum.
Adapun syarat-syarat hukum tertib adalah sebagai berikut :
a) Adanya kesatuan subjek
Memuat penguasa yang mengadakan peraturan hukum, yaitu pemerintah negara kesatuan RI (terdapat dalam alinea IV)
b) Adanya kesatuan asas kerohanian
Termuat suatu dasar dari keseluruhan peraturan hukum yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yaitu adanya der. Filsafat negara pancasila (yang termuat dalam alinea IV)
c) Adanya kesatuan daerah
Mengenai dimana peraturan-peratuaran hukum tersebut, berlaku yaitu seluruh tumpah darah negara indonesia (dalam alinea IV)
d) Adanya kesatuan Waktu
Mengenai pemberlakuan peraturan hukum tersebut, yaitu dengan adanya kelompok-kelompok maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesiaitu dalam suatu UUD negara indonesia.
3. Pembukaan UUD 45 sebagai pokok akidah Negara yang fundamental
Menurut Notonegara, pembukaan UUD 45 memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamenta, yaitu dalam hal terjadinya dan isinya.
a) Dalam terjadinya pembukaan UUD 45 ditentukan oleh panitia pembentukan negara yang terjelma dalam bentuk pernyataan lahir dari kehendak pembentukan negara.
b) Dalam hal isinya pembukaan UUD 45 memuat hal - hal sebagai berikut :
1) Dasar –dasar negara yang di bentuk
2) Cita-cita kerohanian (pancasila)
3) Asas politik Negara
4) Tujuan Negara
5) Ketentuan diadakanya UUD
Dilihat dari pembukaan UUD 45 maka masing-masing alinea mengandung makna sendiri-sendiri yaitu sebagai berikut :
1. Alinea pertama
• Mengungkapkan suatu dalil objektif yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan
• Mengandung suatu pernyataan subjektif yaitu aspirasi bangsa indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajah.
2. Alinea kedua
• Bahwa perjuangan pergerakan di indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan
• Bahwa momentum yang telah ddicapai tersebut, dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan
• Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir, tapi harus diisi dengan mewujudkan negara indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
3. Alinea ketiga
• Memuat motifasi spiritual yang luhur seperti suatu pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan 17 agustus 45
• Menunjukan ketakwaan bangasa indonesia terhadap Tuhan YME
4. Alinea keempat
• Merumuskan tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
• Ketentuan adanya UUD 45 maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD
• Menyatakan asas politik negara RI yang berkedaulatan rakyat
• Memuat rumusan dasar kerohanian negara yaitu “pancasila”
Pembukaan UUD 45 mempunyai fungsi / hubungan langsung dengan UUD 45 yaitu bahwa dalam pembukaan UUD 45 mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan diutamakan dalam batang tubuh UUD yaitu dalam pasal “X”
1. Pokok pikiran pertama : negara melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dengan bedasar untuk persatuan
2. Pokok pikiran ke2 : negara hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Pokok pikiran ke3 : negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan untuk kerakyatan dan permusyawaratan / perwakilan
4. Pokok pikirakn ke4: negara berdasarkan ketuhanan YME menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap
Dari kseimpuilan diatas atau dapat disimpulkan kedudukan UUD 45 sebagai berikut:
1. Pembukaan UUD 45 sebagai pernyataan kemerdekaan indonesia yang terperinci dan mengandung cita-cita yang luhur dari proklamasi kemerdekaan
2. Pembukaan UUD 45 merupakan tertib hukum tertinggi di negara Indonesia
3. Bahwa pembukaan UUD 45 yang pada hakikatnya terpisah dari batang tubuh UUD 45
4. Dan berhubungan dari itu maka siapapun, MPR pun hasil pemilu tidak dapat mengubahnya, karena mengubah pembukaan UUD 45 berarti pembubaran negara proklamasi 17 agustus 45


Seisme / Gempa


Seisme adalah kejutan alam yang terasa di permukaan bumi dan berasal dari tubuh bumi. Seisme biasa disebut dengan gempa bumi.
Beberapa hal yang perlu kita lakukan agar selamat dari bencana gempa bumi
a.    Sebelum gempa
1.    meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang aman
2.    mengetahui dengan pasti tempat keluar-masuk dimana saja kita berada.
b.    Saat gempa
1.    jangan panik, carilah tempat perlindungan misalnya bawah meja, atau dekat pintu
2.    jauhi tempat-tempat yang dapat mengakibatkan luka, misalnya pipa, kaca, dll
3.    jika di luar ruangan, jauhi tempat yang dekat dengan bangunan
4.    jika berada di dalam mobil, tetap berada di dalam mobil, lalu pinggirkan mobil.
c.    Sesudah gempa
1.    tetap menggunakan alas kaki
2.    memeriksa apabila ada luka yang perlu perawatan dengan segera
3.    memeriksa apakah pipa gas bocor atau tidak
4.    menyalakan radio, dengarkan pengumuman dari pemerintah
5.    memeriksa kerusakan bangunan.



Jenis-jenis Gempa
1. Jenis-jenis gempa berdasarkan hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa. Jenis gempa ini dibedakan menjadi:
Gempa dalam, gempa yang hiposetrumnya terletak antara 300-700 km di bawah permukaan bumi
Gempa Intermidier, gempa yang hiposentrumnya terletak antara 100-300 km dibawah permukaan bumi
Gempa dangkal, gempa yang hiposentrumnya terletak kurang dari 100 km dibawah permukaan bumi
2. Jenis-jenis gempa berdasarkan bentuk episentrum gempa
Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Gempa linier biasanya terjadi pada gempa tektonik. Sebab tanah patahan merupakan sebuah garis dan bukan titik.
Gempa Sentral, jika episentrumnya berbentuk titik. Gempa Vulkanik dan gempa runtuhan adalah beberapa contoh jenis gempa sentral
3. Jenis-jenis gempa berdasarkan letak episentrum gempa
Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut
Gempa daratan, jika episentrumnya terletak didarat
4. Jenis-jenis gempa berdasarkan jarak episentralnya
Gempa setempat, jika jarak tempat gempa terasa ke episenralnya kurang dari 10.000 km
Gempa Jauh, jika jarak episentral dan termpat terasanya berjarak sekitar 10.000 km
Gempa sangat jauh, jika jarak episentralnya dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km
5. Jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya
Gempa Tektonik adalah gempa yang terjadi karena peristiwa dislokasi. Gempa terktonik disebut juga gempa dislokasi dan biasanya mempunyai tingkat kerusakan paling parah apalagi kalau  hiposentrumnya dangkal.
Gempa Vulkanik adalah gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi.
Gempa Runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya bagian atas litosfer keran bagian sebelah dalam berongga.
Gempa Buatan adalah gempa yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu
6. Gempa Bumi Berdasarkan Intensitasnya
Makroseisme
   Merupakan gempa yang intensitasnya besar yang dapat diketahui tanpa menggunakan alat (seismograf)


Mikroseisme
    Merupakan gempa yang intensitasnya kecil  yang dapat diketahui dengan 
    menggunakan alat (seismograf)



Prinsip Dasar Berorganisasi

Mendirikan sebuah organisasi / perusahaan bukan perkara yang bisa selesai dalam sekali menjetikkan jari. Untuk memastikan organisasi / perusahaan anda berjalan dengan keselarasan yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, anda perlu menanamkan dasar yang kuat dalam pendirian organisasi / perusahaan anda. Seperti apa? Kali ini saya akan menjelaskan azas teoretis yang telah dianut oleh kelembagaan besar di dunia. Saya harap penjelesan sederhana ini bisa membuka insight anda tentang prinsip pendirian organisasi / perusahaan anda. Kita mulai dari nomor satu.
1. Visi (Principle of Organizational Objective)
Apa tujuan pendirian organisasi / perusahaan anda? Apakah target anda adalah mendapatkan laba, atau menyediakan layanan? Anda harus mendefinisikan dulu tujuan anda. Tujuan di sini harus jelas dan rasional.
2. Kesatuan Visi (Priciple of Unity of Objective)
Tanpa adanya kesatuan tujuan antar individu, maka tujuan organisasi / perusahaan tidak akan tercapai. Setiap individu dalam organisasi / perusahaan akan berlomba-lomba untuk mencapai tujuan mereka sendiri-sendiri dan mengabaikan tujuan yang lebih besar, yaitu tujuan organisasi / perusahaan. Maka dari itu, anda perlu menanamkan kesepakatan untuk menyatukan visi setiap stakeholder dalam organisasi / perusahaan anda.
3. Kesatuan Perintah (Principle of Unity of Command)
Di organisasi / perusahaan manapun, pada upaya pencapaian tujuan harus ada SATU komando untuk memerintah bawahan. Agar sebuah perintah dapat dipertanggungjawabkan oleh satu orang / satu komando saja. Dengan demikian, bawahan bisa secara maksimal dalam satu komando yang bertanggungjawab.
4. Rentang Kendali (Principle of The Span of Management)
Anda harus tahu berapa rentang jumlah bawahan yang dapat dipimpin oleh seorang manajer secara efektif. 3, 4, 9 orang? Dengan mengetahui kecakapan manajer, penunjukan personel dan pendelegasian tugas bisa jadi lebih mudah.
5. Pendelegasian Wewenang (Principle of Delegation of Authority)
Yaitu bagaimana seorang pimpinan dapat membagi tugas pada individu di divisinya dengan jelas. Manajer sebagai pemimpin juga harus bisa mengetahui apa saja tugas dan perintah yang telah didelegasikan pada bawahannya untuk menjalankan fungsi kontrol dengan baik.
6. Keseimbangan Wewenang & Tanggungjawab (Principle of Parity of Authority)
Tanggungjawab yang didelegasikan oleh pimpinan pada bawahan harus seimbang dengan wewenangnya. Salah satunya tidak boleh lebih besar / lebih kecil agar bawahan bisa melaksanakan tanggungjawab yang didelegasikan tanpa hambatan.
7. Tanggung Jawab (Principle of Responsibility)
Seorang bawahan hanya mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pemberi wewenang. Sehingga pertanggungjawaban bisa sesuai dengan garis wewenang (line of authority). Maka seorang manajer perlu memberikan sebuah deadline.
8. Pembagian Kerja (Principle of Departementation)
Pembagian tugas dalam satu unit kerja harus memiliki hubungan pekerjaan yang saling terkait. Sangatlah penting agar divisi-divisi dalam organisasi / perusahaan anda untuk memiliki jobdesc yang lebih terstruktur.
9. Penempatan Personalia (Principle of Personnel Placement)
Penempatan karyawan harus didasarkan pada keahlian, kecapakan dan keterampilannya. Atau The Right Man On The Right Place. Makanya anda harus melakukan seleksi yang obyektif dan berpedoman pada job specification untuk membuat sebuah organisasi / perusahaan berjalan dengan optimal.
10. Jenjang Berangkai (Principle of Scalar Chain)
Perintah yang diberikan kepada bawahan harus merupakan perintah yang sifatnya vertikal dan tidak terputus-putus. Maksudnya adalah perintah yang langsung dan jelas dari atasan kepada bawahan yang kedudukannya tepat di bawah garis kuasanya, tanpa melompati satu/lebih jenjang kedudukan.
11. Efisiensi (Principle of Efficiency)
Sebuah organisasi / perusahaan harus bisa menempatkan di mana tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Artinya, apabila sebuah tugas bisa dikerjakan dengan waktu singkat, tidak ada salahnya dikerjakan tanpa adanya penundaan. Waktu anda bisa jadi lebih efisien untuk melaksanakan tugas selanjutnya.
12. Kesinambungan (Principle of Continuity)
Organisasi / perusahaan harus mengusahakan cara-cara yang mampu menjaga kelangsungan hidupnya dan anggota di dalamnya. Di mana di sini anda perlu menanamkan faham betapa pentingnya melakukan sebuah pekerjaan secara kesinambungan / kontinuitas, yang jika ditinggalkan dapat membuat organisasi / perusahaan anda kolaps sewaktu-waktu.
13. Koordinasi (Principle of Coordination)
Asas koordinasi adalah rangkaian dari asas-asas lainnya. Fungsinya untuk mengintegrasikan setiap tindakan supaya lebih terarah dan tertuju dengan benar pada tujuan awal organisasi / perusahaan tersebut.
Tanpa adanya penerapan prinsip-prinsip diatas, niscaya sulit bagi organisasi / perusahaan untuk mencapai tujuannya didirikan. Karena suatu saat pasti muncul konflik yang mampu menghambat tujuan organisasi / perusahaan anda secara signifikan.

Peradaban Lembah Sungai Kuning (Cina Kuno)

  1. Sistem Pemerintahan
Dinasti-dinasti yang pernah berkuasa pada zaman Cina Kuno, antara lain, sebagai berikut.
  1. Dinasti Shang (1300-1027 SM)
Menurut penelitian sejarah Dinasti Shang merupakan dinasti yang kali pertama memerintah Cina. Dinasti Shang beribu kota di Yin Chu (An-Yang). Kaisar Shang memerintah sebagai raja imam (Priest King) dengan membagl-bagi kekuasaannya dalam 30 wilayah yang diperintah oleh raja-raja bawahan.
  1. Dinasti Chou (1027-221 SM)
Pemerintahan Dinasti Chou bersifat feodalisme. Pemerintahan langsung berada di bawah kekuasaan kaisar, pemerintah daerah dipegang oleh para pembanh^J kaisar yang menguasai daerah-daerah atas nama kaisar yang disebut raja vazal. Pada zaman Dinasti Chou muncul tokoh-tokoh filsatat ternama Cina seperti Lao Tse, Kung Fu Tse, dan Meng Tse.
  1. Dinasti Chin (221-206 SM)
Pemerintahan Dinasti Chin berbentuk kesatuan, dengan raja pertama bernama Chin Shih Huang Ti. Pada masa pemerintahannya terjadi berbagai pembaruan, di antaranya penghapusan aturan-aturan feodalisme, penghapusan sistem raja vazal, pembentukan provinsi, dan pengangkatan gubernurnya. Untuk membendung serangan bangsa luar dari utara (bangsa Shiung Nu), Dinasti Chin membangun "Tembok Besar”Cina.
  1. Dinasti Han (206 SM-220 M)
Dinasti Han didirikan oleh Liu-Pang dan mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Han Wu Ti. Kerajaan Cina meliputi Asia Tengah, Korea, Manchuria Selatan, Anam, Sinkiang. Pada masa ini dibangun jalan sutra yaitu jalan yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, Kashmir, bahkan sampai ke Asia Barat bertemu dengan jalur Romawi.
  1. Zaman Enam Dinasti (220-589 M)
Pada zaman ini agama Buddha berkembang di Cina. Banyak pandeta atau biksu Cina yang pergi belajar ke India, di antaranya Fa-Hien. Fa-Hien menuliskan kisah perjalanannya dalam buku yang berjudul Fu Kuo Chi. Muncul pula seni bangunan untuk pagoda dan kuil Buddha yang bergaya Cina.
  1. Dinasti T'ang (627-907 M)
Dinasti T'ang merupakan salah satu dinasti terpenting di negeri Cina. Dinasti T'ang didirikan oleh Li Shih Minh, kemudian terkenal dengan Kaisar T'ang Tai Tsung. Ibu kota Dinasti T'ang ditetapkan Sian Fu. Dari ibu kotanya tersebut kaisar menjalankan pemerintahan yang dibantu oleh pegawai-pegawai istana yang diangkatnya.
Pada zaman Dinasti T'ang, seni sastra berkembang. Penyair Cina yang terkenal pada zaman ini adalah Li Tai Po dan Tu Fu.
Pada zaman Dinasti T'ang, agama Nasrani dan Islam mulai masuk ke Cina melalui Asia Tengah. Kedua agama itu masuk ke Cina melalui hubungan perdagangan. Hal itu terjadi mengingat jauh sebelum Dinasti T'ang, negeri Cina telah menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa di Asia Barat.
  1. Dinasti Sung (960-1279 M)
Pada abad ke-10 M, Dinasti T'ang runtuh dan negeri Cina kembali mengalami kekacauan dan silih berganti raja-raja memerintah. Baru pada tahun 960 M kekacauan ini berhasil diatasi dan seianjutnya berdiri Dinasti Sung.
Pada zaman Dinasti Sung, filsafat, sastra, dan seni maju dengan pesat. Filsafat Neo Konfusianisme lahir pada zaman ini. Filsafat ini merupakan ajaran Kung Tse yang telah menerima pengaruh Taoisrne dan Buddhisme.
  1. Pertanian dan Perdagangan
Lembah Sungai Kuning merupakan daerah yang sangat subur dan dapat dikatakan sebagai urat nadi kehidupan bangsa Cina. Pada daerah yang subur itu masyarakat Cina hidup bercocok tanam, seperti menanam gandum, padi, teh, jagung, dan kedelai.
Bangsa Cina Kuno telah mengenal sistem pertanian sejak zaman Neolithikum yakni sekitar tahun 5000 SM. Tanaman pangan utama yang diusahakan adalah padi, buah-buahan, kacangkacangan, sayur-mayur, dan lain-lain. Pada zaman perunggu tanaman pertanian yang diprioritaskan, antara lain, padi, teh, kacang, kedelai, rami, dan lain-lain. Kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam sistem pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif. Pada masa itu telah dikenal pupuk untuk menyuburkan tanah.
  1. Aksara
Cina sudah mengenal aksara sejak Dinasti Shang. Aksara Cina yang berbentuk pictograph ini termasuk jenis aksara ideograph (aksara iambang benda). Aksara Cina ditulis di atas kulit penyu dan tulang. Aksara gambar benda (ideograph) ini semula ditulis dan digambar untuk kepentingan ramal-meramal, karena bangsa Cina sejak zaman dahulu suka dengan ramalan.
Pada zaman Dinasti Chou, aksara Cina ditulis pada potongan bambu. Cara menuliskannya adalah dari atas ke bawah. Sekitar tahun 105 M, pada masa Dinasti Han ditemukan teknik pembuatan kertas yang dibuat dari campuran bubur kayu dan lem. Sehingga aksara Cina kemudian ditulis di atas kertas. Penemu tersebut bernama Tsai Lun. Adapun pada zaman Dinasti T'ang ditemukan teknik cetak (untuk mencetak buku dan kalender).
  1. Kepercayaan
Bangsa Cina percaya pada banyak dewa. Mereka memuja dan menganggap dewa-dewa memiliki kekuatan alam. Dunia digambarkan sebagai bidang segiempat dan di atasnya tertutup oleh langit yang terdiri dari sembilan lapisan. Di tengah-tengah dunia yang berbentuk segiempat terletakT'ienhsia, yaitu suatu daerah yang didiami oleh bangsa Cina. Daerah T'ienhsia merupakan daerah yang didiami oleh bangsa Barbar. Di luar daerah bangsa-bangsa Barbar terdapat daerah kosong dan menjadi tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di sebelah timur dan selatan negara Cina ada empat lautan besar yang disebut Su-hai. Dewadewa yang dipuja bangsa Cina pada saat itu di antaranya Feng Pa (Dewa angin), Lei-Shih (Dewa Angin Topan), Tai-Shan (dewa yang menguasai bukit suci), dan lain sebagainya.
  1. Teknologi
Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya masyarakat Cina. Pembuatan benda-benda dari keramik itu mengandung jiwa seni, karena pada benda-benda keramik terdapat berbagai macam bentuk hiasan, seperti guci keramik yang dihias dengan seekor ular naga atau dihias dengan gambar-gambar hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Sejak zaman dahulu bangsa Cina sangat ahli membuat keramik (gerabah), porselen, kain sutra, kertas dari kayu, benda-benda dari perunggu dan mesiu. Bangunan-bangunan istana, rumah, dan tembok kota dibuat dari batu bata.
  1. Kalender
Sejak Dinasti Shang, di Cina sudah dikenal sistem kalender. Kalender Cina membagi 1 tahun menjadi 12 bulan. Satu bulan terdiri atas 29/30 hari. Perhitungannya mengikuti peredaran bulan. Berkaitan dengan kaiender, dikenal pula astronomi (ilmu perbintangan), astrologi (ramalan perbintangan), serta shio, keberuntungan, dan feng-shui.
  1. Filsafat
Pada masa pemerintahan Dinasti Chou, filsafat di Cina mengalami perkem~angan. Pada masa itu lahir tiga ahli filsafat Cina, antara lain, sebagai berikut :
  1. Lao Tse
Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya "Tao Te Ching". Lao Tse percaya bahwa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao. Ajaran - Lao Tse disebut dengan Taoisme. Taoisme mengajarkan orang supaya menerima nasib. Menurut ajaran ini, suka dan duka adalah sama saja. Oleh karena itu, seorang penganut Taoisme dapat memikul suatu penderitaan dengan hati yang tidak terguncang.
  1. Kung Fu Tse
Menurut ajaran Kung Fu Tse, Tao adalah sesuatu kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta ini sehingga tercapai keselarasan. Manusia merupakan bagian dari masyarakat yang bagian dari alam semesta, maka tata cara hidup manusia diatur oleh Tao. Oleh karena itu, setiap orang harus menyesuaikan diri dengan Tao, agar dalam kehidupan masyarakat terdapat keselarasan dan keseimbangan. Penganut aliran ini percaya bahwa segala bencana yang terjadi di muka bumi ini karena manusia menyalahi aturan Tao. Ajaran Kung Fu Tse meliputi bidang pemerintahan dan keluarga.
  1. Meng Tse
Ajaran Meng Tse merupakan kelanjutan dari ajaran Kung Fu Tse. Meskipun demikian ajaran Meng Tse bertentangan dengan Kung Fu Tse. Meng Tse tidak memberikan pelajaran kepada kaum bangsawan, tetapi memberikan pengetahuan kepada rakyat jelata. Menurutnya rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara. Apabila raja bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, maka tugas para menteri untuk memperingatkannya. Apabila raja mengabaikannya peringatan-peringatan itu para menteri wajib menurunkan raja dari tahtanya.



QF = http://ridwan-site.blogspot.com/2009/05/sistem-pemerintahan-pertanian-dan.html

Menjelang Lengsernya Soeharto

Detik-detik lengsernya presiden Soeharto
Mei 1998 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia. Sajarah mencatat, kekuatan rakyat bisa menumbangkan penguasanya yang telah bercokol selama 32 tahun.
Kala itu, Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya mencekam. Demonstrasi menentang Seoharto berlangsung dimana-mana dan terus-menerus.
Kala situasi dalam negeri memanas, Soeharto malah meninggalkan negerinya. Pada 12 Mei 1998 ia terbang ke Mesir untuk menghadiri KTT G-15. Laporan situasi dalam negeri yang tak menentu rupanya juga sampai ke telinga Sang Jenderal Besar.
Di Kairo ia memberi sinyal. Ia bilang akan meninggalkan tampuk jika memang rakyat tidak lagi memberi kepercayaan kepadanya. Jika rakyat memang menghendaki ia mundur, katanya, ia siap mundur dan tidak akan mempertahankan kedudukannya dengan kekuatan senjata.
Selesai mengikuti KTT G-15, pada 15 Mei 1998, ia tiba di tanah air. Siang harinya, ia menerima Wakil Presiden BJ Habibie dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi pada 17 Mei 1998. Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya, Abdul Latief mengajukan surat pengunduran diri sebagai menteri. Ini peristiwa langka selama Soeharto berkuasa. Pengunduran Latief ini kemudian diikuti beberapa menteri lainnya.
Sementara, di luar, demonstrasi menuntut Soeharto mundur terus digalakkan. Bahkan demonstrasi ini harus menelan nyawa.
Inilah kronologi lengsernya Soeharto pada Mei 1998.
5 Maret 1998
20 mahasiswa UI mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI
11 Maret 1998
Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden
14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.
15 April 1998
Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes.
18 April 1998
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta. Namun sejumlah mahasiswa menolak dialog tersebut.
1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa di mulai tahun 2003.
2 Mei 1998
Menteri Penerangan Alwi Dachlan meralat pernyataannya. Ia menyatakan Soeharto mau melakukan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang.
4 Mei 1998
Mahasiswa Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak (2 Mei 1998) dengan demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan.
5 Mei 1998
Demonstrasi mahasiswa besar-besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan.
9 Mei 1998
Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
12 Mei 1998
Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus.
13 Mei 1998
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.
14 Mei 1998
Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur. Beberapa dari bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.
15 Mei 1998
Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri. Suasana Jakarta masih mencekam. Toko-toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar rumah.
16 Mei 1998
Warga asing berbondong-bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih mencekam.
19 Mei 1998
Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur.
Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak.
Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
20 Mei 1998
Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa. Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur.
21 Mei 1998
Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.

Sejumlah mahasiswa ITB berunjuk rasa pada 30 April 1998, dengan membawa spanduk bertuliskan ‘Reformasi Sekarang Juga.’ Reformasi, menurut mereka, sama dengan mengganti presiden (Seoharto).
Sekitar seribu demonstran yang turun jalan kala itu bentrok dengan aparat keamanan. Akibatnya sejumlah demonstran mengalami luka di kepala.

Demontrasi itu kemudian meluas hingga ke sejumlah daerah selama beberapa hari. Tuntutan mereka sama: adanya reformasi ekonomi-politik dan pengunduran diri Presiden Soeharto.
Protes anti Soeharto oleh mahasiswa di sekitar jembatan Semanggi, Jakarta, Mei 1998.
Mahasiswa menuntut Soeharto mundur di Gedung MPR/DPR, Mei 1998.
Massa merusak mobil saat kerusuhan 14 Mei 1998 di Jl. Hasyim Ashari Jakarta.
Mobil yang dibakar pada kerusuhan Mei 1998 dengan latar belakang Citraland Mall, Grogol, Jakarta.
Kerusuhan 13-14 Mei 1998 di Jakarta.
Saat kerusuhan di Jakarta 13-14 Mei 1998, sejumlah orang menjarah barang-barang di toko-toko.
Panser PHH ABRI pada kerusuhan Jakarta 14 Mei 1998
 Polisi pada kerusuhan Jakarta, 14 Mei 1998.
Akibat demonstrasi besar-besaran yang digelar di Jakarta dan pelbagai daerah, akhirnya Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Presiden Jakarta 21 Mei 1998. Sebagai gantinya, BJ. Habibie yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden, menggantikan Soeharto.

Usai mengumumkan pengunduran diri, Soeharto menyaksikan pengambilan sumpah BJ. Habibie sebagai Presiden RI.

[ Vistory ]

  • 125x125 Ads1
  • You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

    Blogroll

    Blogger templates

    Kursor Blog

    Blogger news

    bertaburbntang

    Pages

    Powered by Blogger.

    Translate

    Popular Posts

    Followers

    About Me

    Followers

    Tentangku

    Cari Blog Ini

    Jumlah Pengunjung