Al-Hadits
PENGERTIAN AL-HADITS :
Segala
perilaku Nabi Muhammad Saw berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya
KEDUDUKAN AL-HADITS
Sebagai
sumber hukum Islam ke-dua setelah Al-Qur’an
MACAM-MACAM AL-HADITS
1. Hadits
Qauli
Yang
dimaksud dengan hadits qauli adalah segala yang disandarkankepada
Nabi SAW yang berupa perkataan atau ucapan yang memuat berbagai maksud syara’,
peristiwa, dan keadaan, baik yang berkaitan dengan aqidah, syari’ah, akhlak,
maupun yang lainnya. Di antara hadits qauli ialah hadits tentang do’a
Rosul SAW yang ditunjukan kepada yang mendengar, menghafal, dan menyampaikan
ilmu. Hadits tersebut berbunyi:
نَضَّرَ اللهُ أَمْرًا سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثًا
فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ فَإِنَّهُ رُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ
بِفَقِيْهٍ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهً إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ثَلاَثُ
خِصَالٍ لَا يَغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ أَبَدًا إِخْلاَصُ الْعَمَلِ
لِلَّهِ وَمُنَصَحَةُ وُلاَةِ اْلأَمْرِ وَلُزُوْمُ الْجَمَاعَةِ فَإِنَّ
دَعْوَتَهُمْ تُحِيْطُ مِنْ وَرَائِهِمْ (رواه احمد)
Artinya:
“Semoga alloh memberikan kebaikan kepada orang yang mendengarkan perkataan
dariku kemudian menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, karena banyak
orang berbicara mengenai fiqh padahal ia bukan ahlinya. Ada tiga sifat yang karenannya
tidak akan timbul rasa dengki dihati seorang muslim, yaitu ikhlas beramal
semata-mata kepada Alloh SWT, menasehati, taat dan patuh kepada pihak penguasa;
dan setia terhadap jama’ah. Karena sesungguhnya do’a mereka akan memberikan
motivasi (dan menjaganya) dari belakang”. (HR. Ahmad)
Contoh lain
tentang bacaan surah al- Fatihah dalam shalat, yang berbunyi:
لَا صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يقْرَأْ بِفَاتِحَةِ
اْلكِتَابِ (رواه مسلم)
Artinya:
“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihah Al-Kitab”. (HR. Muslim)
2. Hadits
Fi’li
Dimaksudkan
dengan Hadits Fi’li adalah segala yang disandarkan kepada Nabi SAW berupa
perbuatannya yang sampai kepada kita. Seperti hadits tentang shalat dan haji.
Contoh Hadits Fi’li tentang shalat adalah sabda Nabi SAW yang berbunyi:
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ (رواه
البخار)
Artinya:
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”. (HR. Bukhari)
Contoh
lainnya hadits yang berbunyi:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُصَلِّى عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ مَا تَوَجَّهَتْ بِهِ (رواه الترمذى)
Artinya:
“Nabi SAW shalat di atas tunggangannya, kemana saja tunggangannya itu
menghadap”. (HR. Al-Tirmidzi)
3. Hadits
Taqriri
Yang
dimaksud dengan hadits taqriri adalah segala hadits yang berupa
ketetapan nabi SAW terhadap apa yang datang dari sahabatnya. Nabi SAW
membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, setelah memenuhi
beberapa syarat, baik mengenai pelakunya maupun perbuatannya.
Diantara
contoh hadits taqriri, ialah sikap Rosul SAW membiarkan para sahabat
melaksanakan perintahnya, sesuai dengan penafsiranya masing-masing sahabat
terhadap sabdanya, yang berbunyi:
لاَ يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ اْلعَصْرَ إِلَّا فِيْ
بَنِيْ قُرَيْظَةَ (رواه البخارى)
Artinya:
“Jangalah seorang pun shalat’ Asar selain di Bani Quraizah”.
Sebagai
shabat memahami larangan tersebut berdasarkan pada hakikat perintah tersebut,
sehingga mereka tidak melaksanakan shalat’ Asar pada waktunya. Sedang golongan
sahabat lainya memahami perintah tersebut dengan perlunya segera menuju Bani
Quraizah dan jangan santai dalam peperangan, sehingga bisa shalat tepat pada
waktunya. Sikap para sahabat ini dibiarka oleh Nabi SAW tanpa ada yang
disalahkan atau diingkarinya.
4. Hadits
Hammi
Yang
dimaksud dengan hadits Hammi adalah hadits yang berupa hasrat Nabi
SAW yang belum terealisasikan, seperti halnya hasrat berpuasa tanggal 9 Asyura.
Dalam riwayat Ibn Abbas, disebutkan sebagai berikut:
حِيْنَ صَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، قَالُوْا يَا
رَسُوْلَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ
التَّاسِعَ (رواه مسلم)
Artinya:
“Ketika Nabi SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk
berpuasa, mereka berkata: Ya Nabi! Hari ini adalah hari yang diagungkan oleh
orang-orang Yahudi dan Nasrani. Nabi SAW bersabda: Tahun yang akan datang
insya’ Alloh aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan”. (HR. Muslim)
Nabi SAW
belum sempat merealisasikan hasratnya ini, karna wafat sebelum sampai bulan
Asyura. Menurut Imam Syafi’i dan para pengikutnya, bahwa menjalankan hadits
hammi ini disunahkan, sebagaimana menjalankan sunnah-sunnah yang lainnya.
5. Hadits
Ahwali
Yang
dimaksud dengan hadits ahwali ialah hadits yang menyebutkan hal ihwal
Nabi Muhammad SAW yang menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan
kepribadiannya. Adapun tentang keadaan fisik Nabi SAW, dalam beberapa hadits
disebutkan bahwa beliau tidak terlalu tinggi dan tidak pendek, sebagaimana
dikatakan Al-Bara’i dalam sebuah hadits berikut:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ وَجْهًا وَأَحْسَنَهُ خَلْقًا لَيْسَ بِاالطَّوِيْلِ
الْبَائِنِ وَلاَ بِالْقَصِيْرِ (رواه البخارى)
Artinya:
“Rasululloh SAW adalah manusia yang memiliki sebaik-baiknya rupa dan tubuh.
Keadaan fisiknya tidak tinggi dan tidak pendek”.
Dalam hadits
lain disebutkan:
قَالَ أَنَسٌ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَا مَسَسْتُ
حَرِيْرًا وَلَا دِيْبَاجًا أَلْيَنَ مِنْ كَفِّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَلَا شَمِمْتُ رِيْحًا قَطُّ أَوْ عُرْفًا قَطُّ أَطْيَبَ مِنْ رِيْحٍ
أَوْ عَرْفِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِيْنَ فَمَا
قَالَ لِيْ قَطُّ أُفٍّ
Artinya:
“Berkata Anas bin Malik, “Aku belum pernah memegang sutra murni dan sutra
berwarana sehalus telapak tangan Rasul SAW juga belum pernah mencium wewangian
seharum Rasul SAW. Aku mengabdi kepada beliau selama sepuluh tahun, beliau
tidak pernh berkata yang menyakitkan hatiku”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengenai
sifat Rasululloh SAW di sebutkan dalam hadit Ibnu Umar tersebut:
لَمْ يَكُنْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَكَانَ يَقُوْلُ إِنَّ مِنْ
خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكثمْ أَخْلَاقًا
Artinya:
“Rasululloh SAW bukanlah orang yang melampaui batas dan suka berkata kotor.
Bahkan beliau bersabda, “Sebaik-baiknya kamu adalah sebaik akhlakmu”. (HR.
Bukhari)
FUNGSI AL-HADITS
1. Bayan
at-Taqrir
Bayan al-tagrir disebut
juga dengan bayan dan bayan al-itsbat. Yang dimaksud dengan
bayan ini, ialah menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam
al-Quran. Fungsi hadis dalam hal ini hanya memperkokoh isi
Abu Hamadah
menyebut bayan tawir atau bayan ta'kid ini dengan
istilahbayan al-muwafiq li al-nas al-kittib. Hal ini dikarenakan munculnya
hadis-hadis itu sealur (sesuai) dengan nas al-Quran.12
2. Bayan
al-Tafsir
Yang
dimaksud dengan bayou al-tafsir adalah bahwa kehadiran hadis
berfungsi untuk memberikan rincian dan tafsiran terhadap ayat-ayat al-Quran
yang masih bersifat global (mujmal), memberikan
ersyaratan/batasan (taqykl) ayat-ayat al-Quran yang bersifat mutlak,
dan mengkhususkan (takhsish) terhadap ayat-ayat al-Quran yang masih
bersifat umumy/Di antara contoh: "Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku
shalat". (HR. Bukhari)
Hadis ini
menjelaskan bagaimana mendirikan shalat. Sebab dalam al-Quran tidak menjelaskan
secara rinci. Salah satu ayat yang memerintahkan shalat adalah:
Dan
kerjakanlah shalat, tunaikan zakat, dan ruku7ah beserta orang-orang yang ruku. (QS.
Al-Bagarah 43)
3. Bayan
at-Tasyri'
Yang
dimaksud dengan Bayern Al-Tasyrr adalah mewujudkan suatu hukum atau
ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam
al-Quran,
atau dalam al-Quran hanya terdapat pokok-pokoknya (ashl) saj a. Abbas
Mutawalli Hammadah juga menyebut bayan ini
dengan "zit'
'id `ala db al-karim" .I8 Hadis Rasul SAW dalam
segala bentuknya (baik yang qauli, fi'li maupun taqriri) berusaha menunjukkan suatu kepastian hukum terhadap berbagai persoalan yang muncul, yang tidak terdapat dalam al-Quran. Ia berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para sahabat atau yang tidak diketahuinya, dengan menunjukkan bimbingan dan menjelaskan duduk persoalannya.
segala bentuknya (baik yang qauli, fi'li maupun taqriri) berusaha menunjukkan suatu kepastian hukum terhadap berbagai persoalan yang muncul, yang tidak terdapat dalam al-Quran. Ia berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para sahabat atau yang tidak diketahuinya, dengan menunjukkan bimbingan dan menjelaskan duduk persoalannya.
UNSUR DALAM HADITS
·
matan (teks atau perkataan yang disampaikan);
·
rawi (disebut juga perawi) adalah orang yang menyampaikan atau yang
meriwayatkan hadits yang pernah diterimanya dari seseorang ke dalam suatu
kitab;
·
sanad, adalah orang-orang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadits.
Dengan kala lain, sanad adalah orang-orang yang menjadi perantara dari Nabi
Muhammad Rosulullah saw. kepada perawi.
Ketiga istilah tersebut lebih jelasnya terdapat dalam suatu hadits berikut ini: Imam Muslim berkata, telah meriwayatkan kepada kami Sahl bin Utsman Al- Askari, Sahl menerima berita dari Yahya bin Zakaria, Yahya mendengar dari Sa’ad bin Thoriq, Sa’ad menerima dari Sa’ad bin Ubaidah, Sa’ad bin Ubaidah menerima dari Ibnu Umar, dan Ibnu Umar mendengar bahwa Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Asas Islam itu ada lima, yakni syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji.”
Yang disebut matan dalam hadits tersebut adalah perkataan: "Asas Islam itu ...". Rowi (perawi atau periwayat) yang terakhir bagi (ita ialah Imam Muslim. Dan yang disebut sanad ialah Sahl bin Utsman Al-Askari, Yahya bin Zakaria, Sa’ad bin Thoriq, Sa’ad bin Ubaidah, dan Ibnu Umar. Merekalah yang disebut sandaran atau perantara dari Nabi Muhammad Rosulullah saw. kepada perawi.
Terkadang suatu hadits memang memiliki banyak sanad. Penyebutan sanad secara lengkap itu sangat diperlukan bagi ahli hadits untuk meneliti derajat hadits tersebut. Namun bagi ulama yang menyusun kitab hadits sebagai petunjuk praktis dalam kehidupan sehari-hari hanya menyebutkan sahabat yang mendengarkan langsung dari Nabi Muhammad Rosulullah saw. Untuk hadits di atas misalnya hanya disebutkan: Ibnu Umar mendengar bahwa Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Asas Islam itu ada lima, yakni syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji."
Terkadang suatu hadits juga diriwayatkan oleh beberapa Imam Ahli Hadits. Dalam kata lain hadits yang sama selain termuat dalam Shohih Bukhori, juga terdapat dalam shohih Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Nasa’i, dan Tirmidzi, meskipun ada yang sanadnya berbeda. Ulama-ulama hadits berikutnya, yang menyusun hadits-hadits berdasarkan karya para imam tersebut, tidak perlu menyebutkan seluruh nama imam itu. Untuk menghemat pencantuman nama-nama perawi terakhir, mereka cukup mencantumkan bilangan jumlah periwayatnya. Misalnya pencantuman Lima Ahli Hadits, berarti hadits tersebut diriwayatkan oleh tiga dari imam hadits yang tersebut di atas.
8:34 PM
|
Label:
Pend. Agama Islam
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
[ Vistory ]
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Blogroll
Blogger templates
Blogger news
bertaburbntang
lucu
Pages
Powered by Blogger.
Translate
Popular Posts
-
1. PENGERTIAN ATMOSFER Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi dengan ketinggian 1000 km serta ikut berotasi dengan...
-
Memperdalam materi tentang kerak benua dan kerak samudra silahkan disimak :) KERAK BENUA DAN KERAK SAMUDERA
-
Setiap gunung berapi memiliki karakteristik letusan (erupsi) tertentu yang dapat dilihat dari beberapa segi. Dilihat dari derajat kek...
-
Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggar...
-
PENGERTIAN SIKLUS HIDROLOGI Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara teru...
-
Seisme adalah kejutan alam yang terasa di permukaan bumi dan berasal dari tubuh bumi. Seisme biasa disebut dengan gempa bumi. Beberap...
-
Klasifikasi batuan berdasarkan proses terjadinya dibedakan menjadi tiga,antara lain : A. Batuan Beku Batuan beku adalah ...
-
Sebagai Negara yang berdasarkan Hukum tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan UUD 1945. Keberadaan UUD 1945 se...
-
Dalam filosofi Cina, konsep Yin-Yang biasanya di daerah barat disebut Yin dan Yang . Biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sifat ...
-
Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material padat...
Blog Archive
-
▼
2014
(23)
-
▼
February
(15)
- Seisme / Gempa
- Prinsip Dasar Berorganisasi
- Peradaban Lembah Sungai Kuning (Cina Kuno)
- Menjelang Lengsernya Soeharto
- Cara-Cara menghadapi bencana Gunung Meletus
- Persebaran Gunung Api di Indonesia
- Material Vulkanik Gunung Api
- Jangan Sekali-Sekali Meninggalkan Sejarah… Masa?
- Tanda-Tanda Gunung Api Akan Meletus
- Dampak Adanya Gunung Api
- Tipe Letusan Gunung Api
- Manfaat Belajar Sejarah
- Jenis-Jenis Sejarah
- Al-Hadits
- Cara Menulis Laporan Peneli
-
▼
February
(15)
Followers
About Me
- Aenun
Followers
Tentangku
- Aenun
Archive
-
▼
2014
(23)
-
▼
February
(15)
- Seisme / Gempa
- Prinsip Dasar Berorganisasi
- Peradaban Lembah Sungai Kuning (Cina Kuno)
- Menjelang Lengsernya Soeharto
- Cara-Cara menghadapi bencana Gunung Meletus
- Persebaran Gunung Api di Indonesia
- Material Vulkanik Gunung Api
- Jangan Sekali-Sekali Meninggalkan Sejarah… Masa?
- Tanda-Tanda Gunung Api Akan Meletus
- Dampak Adanya Gunung Api
- Tipe Letusan Gunung Api
- Manfaat Belajar Sejarah
- Jenis-Jenis Sejarah
- Al-Hadits
- Cara Menulis Laporan Peneli
-
▼
February
(15)
0 komentar:
Post a Comment