
Setiap gunung berapi memiliki
karakteristik letusan (erupsi) tertentu yang dapat dilihat dari
beberapa segi. Dilihat dari derajat kekentalan magma, tekanan gas
magmatik, kedalaman dapur magma dan bahan material yang dikeluarkannya,
letusan gunung api dibedakan sebagai berikut.
- Letusan Tipe Hawaii
Tipe Hawaii terjadi karena lava yang
sangat cair dan bentuknya seperti perisau atau tameng dan mengalir ke
segala arah. Skala letusannya relatif kecil namun memiliki intensitas
yang cukup tinggi. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Hawaii
adalah Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
- Letusan Tipe Stromboi
Letusan yang memiliki interval waktu
yang hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak waktu
letusannya lebih kurang 12 menit. Jadi setiap kurang lebih 12 menit
lava mendidih, kemudian terjadi letusan. Bom, lipari dan abu
dilontarkan keluar. Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti
Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
- Letusan Tipe Vulkano
Tipe letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili,
serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Tipe letusan ini
dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Dapur
magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki
tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup
besar. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Vulkano adalah Gunung
Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur.
- Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini
mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya,
tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat
pecah-pecah. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya
terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau
gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas atau gloedwolk atau
sering disebut wedhus gembel. Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
- Letusan Tipe Perret atau Plinian
Tipe letusan ini sangat
berbahaya dan sangat merusak lingkungan karena ledakannya yang sangat
dahsyat. Pada tipe ini, material yang dilemparkan mencapai ketinggian
sekitar 80 km. Memiliki ciri seperti letusan tiangan, gas yang sangat
tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Letusan
tipe ini dapat membobol puncak vulkan hingga dinding kawah melorot atau
melemparkan kepundan, misalnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883
dan St. Helens pada tanggal 18 Mei 1980.
- Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasanya terjadi
jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang bentuknya seperti
jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila sumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut meletus.
- Letusan Tipe Sint Vincent
Tipe letusan ini terjadi
pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Selanjutnya, jika gunung
apu tersebut meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan
ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang
lahar panas yang sangat berbahaya, misalnya letusan Gunung Kelud pada
tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent pada tahun 1902.
0 komentar:
Post a Comment